ANALISA FUNDAMENTAL EMAS


Investor-investor menggunakan analisis fundamental untuk menganalisa situasi makroekonomi, termasuk indikator ekonomi internasional, seperti laju pertumbuhan GDP, inflasi, tingkat bunga, produktivitas dan harga energi/minyak. Mereka juga menganalisa persediaan dan permintaan emas global.




Pada 2005 World Gold Council memperkirakan jumlah keseluruhan supplay global emas sebesar 3.859 ton dan permintaan adalah 3.754 ton, memberi suatu surplus dari 105 ton . poin lain adalah produksi tambang total hanyalah sekitar 2.500 ton pertahun, meninggalkan defisit 1.300 ton dan harus dipenuhi oleh bank sentral atau private sales. Sementara produksi emas tidak mungkin untuk berubah di waktu dekat, permintaan dan penawaran untuk kepemilikan pribadi sangat likuid dan cepat berubah. Ini membuat emas menjadi sangat berbeda dengan hampir semua commoditi lain.

Gold Vs. Saham

Kinerja emas batangan (bullion) seringkali dibandingkan dengan saham. Mereka pada dasarnya adalah jenis asset yg berbeda. Emas adalah barang berharga untuk disimpan sedangkan saham mengharapkan pada nilai pengembalian yang lebih besar. Saham dan surat utang bekerja baik pada suatu iklim politik yang stabil dengan hak milik property yang kuat dan sedikit huru-hara. Sejak tahun 1800, saham sudah secara konsisten memperoleh nilai lebih dibanding dengan emas sebagai akibat dari stabilitas sistem politik Amerika . Appresiasi ini sudah berlangsung lama. Dow Industrials memiliki rasio 1:1(kinerja DI vs. kinerja Emas) terhadap emas selama 1980 (bear market di penghujung 1970) dan berlanjut sepanjang 1980 dan 1990. Perbandingan tersebut mencapai puncaknya pada 14 januari 2000 pada nilai 41.3 dan sudah jatuh tajam sejak saat itu. Ini berarti bahwa sejak saat itu kinerja Emas secara umum lebih baik daripada kinerja saham.